Senyawa flavonoid bisa dikatakan tidak tahan terhadap panas dan senyawa ini juga mudah mengalami oksidasi pada suhu yang tinggi. Akan tetapi pada proses isolasi dilakukan proses penguapan yang merusak dari struktur flavonoid itu sendiri. Senyawa flavonoid ialah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yakni dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat ataupun tidak dapat membentuk cincin ketiga.
Flavonoid terdapat di dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada
setiap ekstrak tumbuhan (Markham, 1988). Golongan flavonoid ini dapat
digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya
terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh
rantai alifatik 3 karbon (Robinson, 1995). Susunan ini dapat menghasilkan 3
jenis struktur, yitu 1,3-diarilpropana atau flavonoid, 1,2-diarilpropana atau
isoflavonoid, dan 1,1-diarilpropana atau neoflavonoid (Achmad, 1986). Senyawa
ini biasanya terdapat sebagai pigmen tumbuhan untuk menarik pollinator ataupun
sebagai bentuk pertahanan bagi tumbuhan untuk melawan serangga dan
mikroorganisme (Rosa et al., 2010).
Flavonoid ialah komponen yang mempunyai berat molekul rendah dengan
struktur dasar 2-fenil-kromon (Gambar 5). Senyawa-senyawa flavonoid ini digolongkan
dalam beberapa jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propana dari
sistem 1,3-diarilpropana (Achmad, 1986). Golongan terbesar flavonoid memiliki
cincin piran yang menghubungkan rantai 3 karbon dengan salah satu dari cincin
benzena. Senyawa ini terdiri dari 2 cincin benzena (A dan B) yang dihubungkan
melalui cincin heterosiklik piran atau piron (dengan ikatan ganda) yang disebut
cincin “C” (Middleton et al., 2000).
Biosintesis flavonoid ini dapat dilakukan dari turunan asam
asetat/fenilalanin melalui jalur asam shikimat. Secara tradisional, bahwa flavonoid
diklasifikasikan berdasarkan tingkat oksidasi, anularitas cincin C, dan posisi
koneksi cincin B (Gambar 6).
Struktur golongan flavonoid bervariasi sesuai dengan kerangka dasar
heterosiklik beroksigen yang dapat berupa γ piron, piran atau pirilium. Perbedaan
nya di bagian rantai karbon nomor 3 menentukan klasifikasi dari senyawa
flavonoid. Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat dalam bagian vegetatif
maupun dalam bunga. Beberapa flavonoid tak berwarna, tetapi flavonoid yang
menyerap sinar UV kemungkinan sangat berperan penting dalam menarik serangga.
Sifat dari berbagai golongan flavonoid dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Flavonoid terprenilasi atau prenylflavonoid ialah
sub kelas flavonoid. Flavonoid
ini tersebar luas diseluruh kerajaan tumbuhan. Beberapa diketahui mempunyai
sifat fotoestrigenetik atau antioksidan. Secara kimiawi, mereka
memiliki gugus prenil yang melekat pada tulang punggung flavonoidnya.
Biasanya diasumsikan bahwa, penambahan gugus prenilhidropobik memfasilitasi
perlekatan pada membran sel. Prenilasi ini dapat meningkatkan aktivitas
potensial flavonoid aslinya.
Monoprenyl isoflavone epoxidase ialah enzim kunci dalam metabolisme jamur Botrytis cinerea dari flavonoid terprenilasi. Banyak prenylflavonoid tampaknya mempunyai aktivitas antikanker secara in vitro. Prenylflavanon, prenylflavon, prenylflavonol dan prenylflavanon adalah golongan prenylflavonoid (flavonoid terprenilasi).
Contohnya 6-Prenylnaringenin, 6-geranylnaringenin, 8-prenylnaringenin dan
isoxanthohumol dapat ditemukan dalam Hop dan bir. Dari prenylflavonoid
(flavonoid terprenilasi), 8-prenylnaringenin adalah fitoestrogen paling kuat
yang diketahui.
PERMASALAHAN
- Senyawa flavonoid bisa dikatakan tidak tahan terhadap panas dan senyawa ini juga mudah mengalami oksidasi pada suhu yang tinggi. Akan tetapi pada proses isolasi dilakukan proses penguapan yang merusak dari struktur flavonoid itu sendiri. Lalu bagaimana cara kita menstabilkan agar senyawa flavonoid ini stabil Dan tahan terhadap pemanasan pada proses isolasi? (Vika Seputri_086)
- Dalam senyawa flavonoid terdapat Gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid yang menyebabkan flavonoid dapat larut dalam air. Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa pelarut mana yang dapat melarutkan flavonoid? (Wafiqah Alvia_047)
- Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon.Beberapa senyawa flavonoid seperti quercetin, kaempferol, myricetin, apigenin, luteolin, vitexin dan isovitexin terdapat pada sereal, sayuran, buah dan produk olahannya dengan kandungan yang bervariasi serta sebagian besar memiliki sifat sebagai antioksidan.Namun dari sisi lain dikatakan bahwa Flavonoid ini memiliki korelasi negatif. Apakah ini disebabkan karena Flavonoid terlalu reaktif? Jelaskan! (Sandi_041)
- Folifenol dan turunannya telah lama dikenal memiliki aktivitas antibakteri, antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen. Sebagai antioksidan polifenol berperan sebagai penangkap radikal bebas penyebab peroksidasi lipid yang dapat menimbulkan kerusakan pada bahan makanan. Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih terbatas., mengapakah hal tersebut terjadi? (Bella Veronica_095)
- Khrisin merupakan salah satu senyawa turunan flavanon yang mudah disintesis dengan floroglusinol, kenapa khrisin mudah disintesis dengan floroglusinol? (Denora Situmorang_056)
Video permasalahan pada kelompok 3 dapat dilihat pada link dibawah ini :